Trauma "Bullying" di Masa Kecil Dapat Berakibat Gangguan Mental Saat Dewasa
- Bullying (perundungan) adalah perilaku yang mempermalukan, merugikan, dan menyakiti orang lain.
Koban yang mengalami bullying dapat mengalami trauma. Sayangnya, trauma tersebut dapat terbawa hingga dewasa.
Ketika di-bully, seseorang akan merasa dipermalukan dan direndahkan harga dirinya. Hal tersebut dapat membuat anak tumbuh menjadi dewasa yang rendah diri dan tidak berani.
Akibatnya, ia akan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain, juga bersikap keras pada dirinya sendiri. Bukan tak mungkin, ia juga memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Bahkan, korban bullying juga kerap terkena gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi.
Baca juga: Mengapa Ada Anak yang Suka Mem-bully? Psikolog Ungkap Alasannya
"Anak yang menjadi korban bullying itu, segera harus mendapat rasa bahwa saya bisa mengatur, saya bisa memilih," ujar Psikolog Klinis Anna Surti Ariani ketika diwawancarai belum lama ini.
Dengan begitu, anak yang mengalami trauma perundungan, harus dipulihkan traumanya dengan bantuan profesinal.
Beberapa anak yang mengalami perundungan tidak menunjukkan tanda-tanda trauma pada masa kecilnya. Namun, hal ini bukan berarti perundungan tersebut tidak berdampak pada anak.
"Terkadang, mereka yang waktu kecilnya survive menjadi korban bullying, nantinya ketika dewasa, ternyata masih menyimpan luka dari masa lalu," ujar Anna.
Luka karena di-bully itu ternyata terpendam dalam diri anak hingga ia dewasa. Ketika ada trigger dari lingkungan luar, luka itu dapat kembali ke permukaan dan mengakibatkan gangguan pada anak yang telah dewasa.
Baca juga: 7 Dampak Psikologis Menyakiti Anak, Sebabkan Trauma dan Psikosomatis
"Dampaknya baru saat dewasa, ia jadi rentan mengalami depresi dan berbagai masalah kesehatan mental, menyakiti diri sendiri, bahkan lebih rentan melakukan percobaan atau tindak bunuh diri," jelas Anna.
Oleh karena itu, anak yang menjadi korban bullying tetap perlu mendapat pendampingan mental, agar lukanya benar-benar hilang dan tidak menjadi masalah di kemudian hari.
Terkini Lainnya
- Penyebab Mukena Berbau Tak Sedap dan Solusinya
- Sunscreen untuk Anak, Lebih baik Physical atau Chemical?
- 5 Pilihan Merek Kebaya Encim Modern, Mulai Rp 250.000
- Cara Tepat Mencuci Mukena Renda agar Tidak Rusak
- 6 Tanda "Yellow Flag" yang Harus Diwaspadai dalam Pernikahan
- 5 Hal yang Bisa Dilakukan di Jakarta Muslim Fashion Week 2025
- Wanita 54 Tahun Berhasil Turunkan Berat Badan hingga 76 Kg, Simak Langkahnya
- Belajar dari Tiongkok, Warisan Tradisi Jadi Bekal Atasi Stunting hingga Ciptakan Teknologi
- 6 Cara Cepat Menghilangkan Lemak Perut
- 6 Tips Komunikasi Suami Istri agar Pernikahan Lebih Bahagia
- Pentingnya Social Awareness dalam Rumah Tangga, Kunci Pernikahan Bahagia
- 5 Kesalahan Makeup di Usia 50-an yang Harus Dihindari
- Level Stres Tinggi Bisa Jadi Penyebab Terjebak di Lingkungan Toksik, Kok Bisa?
- Kenali 4 Pemicu Kambuhnya Eksim pada Anak
- 3 Tanda Bayi Mengalami Masalah Kulit, Orangtua Wajib Tahu