Simak, 3 Cara Membangun Naluri Keibuan Sebelum Punya Anak
JAKARTA, - Naluri keibuan ternyata tidak hadir secara alami pada setiap perempuan.
Naluri ini muncul saat perempuan beranjak dewasa, karena mereka menerima pengasuhan yang baik dari ibunya saat masih kecil.
Namun, tidak semua perempuan memiliki figur ibu yang selalu hadir sepanjang masa kecilnya. Selain itu, tidak semua ibu memiliki pola pengasuhan yang baik.
Akan tetapi, tidak memiliki naluri keibuan bukanlah sesuatu yang tidak bisa diubah.
"Tidak punya naluri keibuan sebenarnya bukan sesuatu yang tidak bisa disembuhkan atau diubah kondisinya. Bisa saja," tutur Psikolog Klinis Personal Growth Shierlen Octavia, M.Psi., kepada , Kamis (5/9/2024).
Baca juga:
- Ketahui, 4 Tanda Perempuan Tak Punya Naluri Keibuan
- Perempuan Tanpa Naluri Keibuan Punya Anak, Apakah Berpotensi Menyakiti Anaknya?
Lantas, bagaimana cara membangun naluri keibuan pada perempuan, terutama jika mereka berencana punya anak?
Cara membangun naluri keibuan
1. Interaksi dengan anak kecil
Salah satu tanda perempuan tidak punya naluri keibuan adalah sulit berhubungan dengan anak kecil.
Sebab, mereka tidak biasa atau kurang merasa nyaman ketika berinteraksi dengan anak kecil.
Shierlen menyarankan untuk mulai berinteraksi dengan keponakan, sepupu, atau saudara jauh yang masih anak kecil.
"Kalau ada perasaan tidak nyaman ngobrol sama anak kecil, sebetulnya kan ini hal yang bisa dilatih," ucap dia.
2. Ubah prioritas dalam berkeluarga
Jika sudah berkeluarga, cobalah ubah prioritas dari yang sebelumnya hanya mementingkan hubungan antara diri kita dan pasanganmu.
"Kalau pengin punya anak, harus tahu prioritasnya. Enggak bisa cuma dia dan suami, misalnya harus memprioritaskan sesuatu yang mengutamakan anak," kata Shierlen.
Jadi, ubah hal-hal yang sebelumnya hanya penting bagi kamu dan pasanganmu menjadi turut penting bagi anakmu kelak.
Baca juga:
- Suka Bercanda Mau Meninggalkan Anak? Ketahui Dampak Buruknya
- Mulai Usia Berapa Anak Tantrum? Ketahui Ciri-cirinya
Terkait kegiatan pengelolaan uang, misalnya. Jika sebelumnya hanya memprioritaskan kebutuhan rumah tangga, pertimbangkan untuk memasukkan dana sekolah.
Ketika anak sudah lahir dan memasuki usia sekolah, kamu tidak perlu repot memikirkannya karena sudah siaga sejak anak belum lahir.
Terkini Lainnya
- Cara Mengurangi Limbah Tekstil, Salah Satunya Pakai Baju Selama Mungkin
- Tas Multifungsi Jadi Andalan Putri Marino untuk Tampil Sehari-hari
- Selain Berbahaya bagi Lingkungan, Limbah Tekstil Juga Mengancam Kesehatan
- Bagaimana Cara Mendapatkan Jodoh yang Baik? Mak Comblang Profesional Ungkap Tipsnya
- 4 Alasan Orangtua Ingin Anaknya Nikah Muda, Termasuk Kurang Edukasi
- Ibu yang Nikah Muda Berpeluang Lakukan Kekerasan pada Anak
- Bukan Makanan, Debu Rumah Paling Sering Memicu Kambuhnya Eksim
- Nikah Muda Lebih Berisiko Cerai, Kenapa?
- JMFW 2025, Indonesia Bidik Dominasi Industri Busana Muslim Global
- Penyebab Mukena Berbau Tak Sedap dan Solusinya
- Sunscreen untuk Anak, Lebih baik Physical atau Chemical?
- 5 Pilihan Merek Kebaya Encim Modern, Mulai Rp 250.000
- Cara Tepat Mencuci Mukena Renda agar Tidak Rusak
- 6 Tanda "Yellow Flag" yang Harus Diwaspadai dalam Pernikahan
- 5 Hal yang Bisa Dilakukan di Jakarta Muslim Fashion Week 2025