Masalah Keluarga Dapat Memicu Gangguan Kesehatan Mental
- Gangguan kesehatan mental dapat dipicu oleh berbagai hal seperti keluarga, ekonomi, dan konflik sosial.
Menurut data yang didapat Tim Jurnalisme Data Harian Kompas, awan kata aspek kehidupan yang sering dibahas konseli layanan psikologos adalah keuangan, kekerasan seksual, konflik pacaran, hubungan sosial, studi, pertemanan, keuangan, trauma, karier, gangguan kepribadian, dan keluarga.
Data tersebut didapatkan melalui metode penelitian Awan Kata Aspek Kehidupan yang sering dibahas oleh konseli layanan psikolog klinis, didapatkan dari wawancara Kompas dengan 17 psikolog klinis dewasa yang tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, serta Bali dan Nusa Tenggara.
Setiap Psikolog diminta menyebutkan lima frasa terkait aspek kehidupan tersebut dengan batasan waktu satu menit. Frasa aspek pekerjaan tersebut selanjutnya dikategorisasi.
Baca juga: Keluarga Utuh Lebih Banyak Mengalami Gangguan Mental daripada yang Hidup Sendiri
"Kata yang paling sering diucapkan atau permasalah yang sering muncul adalah keluarga," jelas Tim Jurnalisme Data Harian Kompas Maria Paschalia Judith Justiari pada acara Kompas Editor's Talks: Apakah Masyarakat Indonesia Sudah Cukup Sehat Mental?, belum lama ini.
Adapun, dari data tersebut didapatkan bahwa masalah keluarga yang menyebabkan gangguan kesehatan mental adalah:
- Pola asuh = 50%
- Relasi pasutri = 29%
- Perselingkungan = 17%
- KDRT = 4%
"Kalau kita lihat dari keluarga, paling banyak itu soal parenting atau pola asuh," ujar Judith.
Pola asuh berpengaruh sangat penting terhadap kesehatan mental keluarga, terutama anak.
Baca juga: Anak Punya Pribadi Bermasalah? Bisa Jadi Salah Pola Asuh
"Misalnya kita menemukan narasumber yang didiagnosis PTSD sejak masa kecil, karena dia punya masalah besar di keluarga dan memiliki ayah yang punya riwayat KDRT," ujar Judith.
PTSD tersebut menganggu mentalnya, sehingga ia harus terus berobat ke psikiater.
"Trauma itu terbangun sejak masa kecilnya, karena pola asuh kedua orangtuanya," jelas Judith.
Tidak hanya pola asuh, masalah dalam keluarga yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental adalah perselingkuhan.
"Di sini ada juga perselingkuhan yang pemicunya adalah LDM," jelas Judith.
LDM atau long distance marriage adalah ketika pasangan suami istri harus tinggal terpisah. Biasanya karena alasan pekerjaan.
LDM kerap menyebabkan gangguan kesehatan mental baik bagi suami dan istri, juga anak.
"Saran dari psikolog, kita perlu melihat visi misinya seperti apa lalu tujuan pernikahannya seperti apa. Hingga akhirnya ada yang mau mengalah untuk akhirnya tinggal bersama," tutur Judith.
Terkini Lainnya
- 3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Barang Preloved
- Sederet Manfaat Gaya Hidup Minimalis, Ini Kata Mereka yang Menerapkan...
- 2 Cara Merawat Pakaian Preloved agar Awet Dipakai Jangka Panjang
- Ayah Poligami Bisa Pengaruhi Psikologis Anak hingga Dewasa
- ASN Jakarta Boleh Poligami, Waspada Dampaknya pada Anak
- 6 Syarat Ikutan Acara Cari Jodoh Di Jogja, Sudah Tahu?
- Tips Memilih Pakaian Preloved, Perhatikan Kualitasnya
- 5 Tips memilih Pompa ASI yang Aman, Pastikan Ada Izin Edarnya
- 3 Penyebab Payudara Lecet Saat Menggunakan Pompa ASI
- Gaya Ikonik Para Ibu Negara AS di Pelantikan Presiden AS
- Gaya Melania Trump dengan Mantel dari Rumah Mode Ternama di Pemakaman Prajurit Tak Dikenal
- Tak Hanya WNI, Acara Cari Jodoh di Jogja Juga Ramai Diminati WNA
- 11 Topi Lokal Stylish untuk OOTD, mulai Rp 35.000-an
- Jomblo Merapat, Acara Cari Jodoh di Jogja Digelar Lagi 26 Januari
- Jelang Pelantikan Donald Trump 2025, Ingat Lagi Gaya Ikonik Keluarganya di 2017