luxdomini.net

Psikolog: Tone Deaf Bisa Dihindari jika Pikiran Terbuka

Ilustrasi tone deaf.
Lihat Foto

JAKARTA, – Dalam konteks sosial dan politik, tone deaf adalah situasi ketika seseorang tidak peka terhadap perasaan orang lain atau apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Psikolog sosial Hening Widyastuti mengungkapkan, tone deaf bisa terjadi pada masyarakat dari kalangan manapun. Namun, tone deaf juga bisa dihindari.

Ini merupakan angin segar bagi orang-orang yang menyadari bahwa mereka tone deaf, tetapi ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.

"Untuk menstimulus agar kita lebih peka terhadap situasi saat ini di lingkungan luar, yang sudah sangat gerah dan tidak pantas lagi secara apapun atau tidak berjalan pada alurnya, butuh lingkup pertemanan yang positif dan terbuka dulu pikirannya," ucap Hening saat dihubungi , Jumat (23/8/2024).

Baca juga: Kenapa Orang-orang Tertentu Bersikap Tone Deaf?

Mencegah diri menjadi individu yang tone deaf

1. Membuka pikiran

Untuk menghindari, bahkan "keluar" dari fenomena tone deaf, seseorang perlu membuka pikiran. Dalam hal ini, belajar melihat lingkungan di sekitarnya, terlebih jika mereka sudah dewasa.

"Cobalah untuk membuka diri, melihat situasi dan kondisi sosial di sekitar kita," imbau Hening.

Ubah pola pikir untuk menimbulkan empati di dalam diri.

Misalnya, membayangkan diri berada di posisi orang-orang yang disulitkan dalam situasi yang sedang terjadi di sekitar kita.

"Coba berpikir 'seandainya saya di posisi seperti mereka, bagaimana seandainya saya enggak bisa makan? Seperti apa?'. Dari situ, akan berubah sedikit demi sedikit mindset dan psikologisnya," kata dia.

Baca juga: Apa Itu Tone Deaf? Ramai Dibahas di Medsos

Dari sana, empati mulai tumbuh dari yang sebelumnya "terkurung" karena terpaksa menutup mata karena faktor eksternal seperti keluarga dan lingkup pertemanan yang tone deaf.

2. Menjaga lingkup pertemanan yang positif

Selanjutnya adalah memberanikan diri untuk mencari lingkup pertemanan baru yang tentunya lebih positif.

Dalam hal ini, carilah lingkup pertemanan yang berani menyuarakan apa yang dirasa "tidak beres" di lingkungan sekitar kita.

"Kita butuh circle yang positif yang memang teman-temannya itu murni bisa menyampaikan, sanggup menyampaikan, aspirasi dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya," Hening berujar.

Baca juga: Psikolog: Tone Deaf Bisa Dihindari Jika Pikiran Terbuka

Mengelilingi diri dengan orang-orang yang berani menyuarakan ketidakadilan dapat membuat seseorang yang sebelumnya tone deaf menjadi lebih terbuka, berempati, bahkan memperjuangkan apa yang seharusnya benar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat