Jarang Update Medsos, Benarkah Lebih Bahagia?
JAKARTA, - Mengunggah status di media sosial sudah menjadi kebiasaan pada beberapa orang.
Selain untuk menceritakan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya, ada juga yang sering mengunggah status untuk mencari solusi atas permasalahannya.
Namun, ada juga yang jarang mengunggah status di media sosial, dan mereka dianggap lebih bahagia dengan kehidupannya di dunia nyata. Benarkah demikian?
Baca juga: Mengapa Sebagian Orang Sering Update di Medsos? 3 Hal Ini Sebabnya
Jarang update medsos, benarkah lebih bahagia?
Ternyata, hal itu tak sekadar anggapan beberapa orang. Mereka yang jarang meng-update status bisa saja sudah merasa cukup dengan kehidupannya di dunia nyata.
"Orang yang tidak meng-update status, jarang sekali, atau tidak terlalu sering, sebetulnya adalah benar-benar orang yang bahagia dengan kehidupannya," ungkap psikolog sosial Hening Widyastuti kepada , Selasa (27/8/2024).
Menurut dia, orang-orang tersebut cenderung sudah selesai dengan kehidupannya.
Dalam artian, mereka tidak lagi membutuhkan validasi atau pengakuan dari orang lain perihal kepribadian dan kehidupannya.
"Mereka juga sudah tidak butuh untuk menunjukkan dirinya siapa. Dia lebih bahagia dengan kehidupan pribadinya," jelas Hening.
Baca juga:
- Agar Tak Timbulkan Konflik, Hati-hati Saat Update di Medsos
- Tak Melulu Negatif, Sering Update Status di Medsos Ternyata Ada Manfaatnya
Jarang mengunggah status di media sosial membuat kehidupan mereka benar-benar terjaga dari orang asing.
Meski mungkin dipandang "aneh" oleh orang lain karena akun media sosialnya tidak begitu aktif, mereka justru lebih bahagia seperti itu.
"Dia lebih bahagia di situ (menjalani kehidupan yang privat) daripada mengekspos dan mengumbar status, entah yang bersifat material misalnya (tentang) kemewahan," ujar Hening.
Mensyukuri Kehidupan
Hening kembali menegaskan, "selesai dengan kehidupan" bukan berarti orang-orang tersebut selalu merasa bahagia.
Pasalnya, manusia akan selalu menghadapi situasi yang mampu membuat mereka sedih dan kecewa.
Hanya saja, orang-orang yang jarang mengunggah status di media sosial lebih mensyukuri hidupnya.
"Bukan berarti dia terus bahagia, tapi lebih ke arah lebih mensyukuri hidupnya, sudah paham, dan mengerti dan menikmati apapun yang Tuhan kasih, disyukuri," papar Hening.
Baca juga:
Ini bisa terjadi pada manusia dari kalangan kelas sosial dan ekonomi manapun.
"Jadi intinya, mereka adalah orang yang sudah fokus dengan titik hidupnya. Mensyukuri apa yang diterima, baik sedikit maupun banyak," pungkas dia.
Terkini Lainnya
- Siswa Dihukum karena Tunggakan SPP, Psikolog Ungkap Dampaknya
- Krisis Tenaga Kerja di Jepang, Gen Z Panen Tawaran dan Fasilitas Kerja
- Bella Hadid Kenang Rumah Masa Kecilnya di LA yang Hangus Terbakar
- Salma Salsabila Lamaran, Intip Lagi 5 Ide OOTD Khasnya
- Zayn Malik Ulang Tahun, Intip 4 Ide OOTD Serba Monokromnya
- Dibanding Perempuan, Keputusan Finansial Pria Lebih Sering Dipengaruhi Emosi
- Waspadai Dampak Psikologis pada Anak jika Orangtua Terlibat "Swinger"
- Raline Shah Dilantik jadi Stafsus Menkomdigi, Intip 7 Potretnya
- Intip Gaya Anggun Raline Shah Saat Dilantik Jadi Stafsus Menkomdigi
- Porsi Nasi di Makan Bergizi Gratis Dianggap Terlalu Banyak, Bagaimana Idealnya?
- Britney Spears Kena Imbas Kebakaran di Los Angeles, Menyetir hingga 4 Jam untuk Mengungsi
- Muncul "Breakout" Setelah Perawatan Jerawat, Apakah Tanda Tidak Cocok?
- Dokter Gizi Imbau Program Makan Bergizi Gratis Perketat 6 Prinsip HACCP demi Kesehatan Anak
- Keluhan Makanan Basi di Menu Makan Bergizi Gratis, Apa Dampaknya jika Dikonsumsi Anak?
- Komunikasi Lewat Teks Bermanfaat untuk Introvert dan Ekstrovert