luxdomini.net

Apa Itu Tone Deaf? Ramai Dibahas di Medsos

Ilustrasi media sosial.
Lihat Foto

- Istilah "tone deaf" belakangan kembali ramai di media sosial. 

Jika diterjemahkan secara harfiah, tone deaf berarti buta nada. 

Namun, di luar konteks musik, istilah tone deaf juga digunakan pada konteks lain, seperti sosial dan politik. Lebih lanjut tentang tone deaf, berikut penjelasannya.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Stres akibat Media Sosial

Apa itu tone deaf?

Selain dalam konteks harfiah, kamus Cambridge mendeskripsikan tone deaf sebagai seseorang yang tidak memahami bagaimana perasaan orang lainnya tentang sesuatu, atau apa yang dibutuhkan dalam situasi tertentu.

Dilansir dari The Week, tone deaf memiliki makna metaforis terkait dengan perilaku sosial. Dalam istilah modern, tone deaf berarti tidak berperasaan, ceroboh, bahkan kejam, terhadap sesama makhluk hidup.

Biasanya, istilah ini disematkan dalam konteks pihak-pihak yang berposisi "di atas" seperti pemerintah, politisi, orang kaya, bos di perusahaan, dan lainnya.

Baca juga:

Namun, istilah ini juga bisa digunakan pada masyarakat biasa yang memilih tidak mau memahami atau peduli akan sesuatu.

Meski digunakan sebagai istilah modern, konsep tone deaf sudah ada sejak abad ke-18 di Perancis. Melalui kutipan "let them eat cake (biarkan mereka makan kue)" yang dikaitkan dengan ratu Perancis selama Revolusi Perancis, Marie-Antoinette.

Dilansir dari ensiklopedia Britannica, menurut cerita, kutipan tersebut adalah respons sang ratu ketika diberitahu bahwa rakyatnya yang kelaparan tidak memiliki roti.

Karena kue lebih mahal daripada roti, anekdot ini telah dikutip sebagai contoh ketidakpedulian Marie-Antoinette terhadap kondisi dan kehidupan sehari-hari rakyat biasa.

Meskipun, kalimat itu mungkin tidak benar-benar diucapkan oleh Marie-Antoinette.

Pada beberapa kasus, tuli nada sosial mungkin sebuah kebetulan sehingga dapat diatasi dan diperbaiki.

Baca juga:

Namun, dalam kasus lainnya, tuli nada sosial atau tone deaf lebih bersifat munafik dan tumpul, sehingga tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubah para pelakunya karena mereka benar-benar tidak peduli untuk mengubah "nada" mereka.

 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat