luxdomini.net

Kenali 5 Ciri-ciri Orangtua Toxic yang Perlu Diwaspadai

ilustrasi orangtua memarahi anak, mental anak yang sering dibentak
Lihat Foto

- Kondisi hubungan yang toxic bukan hanya terjadi pada hubungan asmara saja, melainkan juga bisa terjadi pada hubungan orangtua dan anak.

Bahkan menurut  Jenny Flora Wells, pekerja sosial klinis dan terapis holistik, memiliki orangtua yang toxic ternyata bisa mempengaruhi kesehatan emosional dan mental anak, loh. 

“Hal ini menciptakan dinamika keluarga yang sangat tidak harmonis yang dapat memengaruhi anak-anak mereka sepanjang hidup,” ujar Wells dikutip dari Best Life, Kamis (25/7/2024).

Baca juga: Perhatikan, Tanda Kita Hidup dengan Orangtua Toksik

Ciri-ciri orangtua toxic

Terdapat beberapa ciri-ciri orangtua toxic yang perlu diperhatikan. Berikut rangkumannya.

1. Menghindar dari tanggung jawab

Menurut pekerja sosial klinis berlisensi, Sean Abraham orangtua yang toxic bisa terlihat dari sikapnya yang kurang bertanggung jawab. 

Orangtua yang toxic memiliki rasa enggan untuk meminta maaf kepada anaknya atas kesalahan yang ia lakukan. Ia menganggap orangtua selalu benar dan mengalihkan kesalahannya kepada anak. 

“Mereka mungkin tidak hanya kesulitan untuk mengatakan ‘maaf’, tetapi mereka bahkan mungkin mengalihkan kesalahan kembali kepada anak,” ujarnya. 

2. Tidak menghormati batasan anak

Wells mengungkap bahwa orangtua yang toxic biasanya merasa bahwa dirinya harus mengetahui setiap hal yang ada di hidup sang anak.

Oleh karena itu, mereka akan mengalami kesulitan besar untuk mengakui dan menghormati batasan atau hal pribadi anak. 

Tak jarang mereka juga memaksa diri untuk terlibat meskipun dalam urusan pribadi dan menolak mentah-mentah keputusan anak. 

Baca juga: Ciri-ciri Mertua Toksik yang Buat Para Menantu Pusing

3. Memanipulasi anak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan 

Orangtua dengan kebiasaan komunikasi yang sehat akan langsung meminta apa yang mereka inginkan dan butuhkan dari sang anak. 

Namun, Abraham menjelaskan bahwa orangtua yang toxic cenderung menggunakan taktik seperti gaslighting, rasa bersalah, dan perlakuan diam untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. 

Perilaku  gaslighting, rasa bersalah, dan perlakuan diam menjadi bentuk kekerasan secara emosional terhadap anak. 

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, sebab jika perilaku tersebut terus dilakukan, maka bisa berdampak pada pengelolaan emosi anak. Sebaiknya para orangtua mengkomunikasikan keinginannya secara terbuka kepada sang anak. 

4. Mereka mementingkan diri sendiri

Mementingkan diri sendiri diperlukan untuk menghadapi beberapa situasi tertentu. Namun menurut Christina McWalter Granahan, seorang pekerja sosial klinis berlisensi, orangtua yang toxic akan membanding-bandingkan bebannya dengan sang anak.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat