luxdomini.net

Hari Kebaya Nasional 24 Juli, Ketahui 9 Faktanya

Kowani berkolaborasi dengan Persatuan Insan Kolintang Indonesia dan komunitas kebaya menggelar peragaan busana berkebaya yang diikuti perempuan dari lintas generasi di Anjungan Sarinah, Jakarta, pada Rabu (26/6/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, – Indonesia resmi memiliki Hari Kebaya Nasional yang jatuh setiap tanggal 24 Juli usai ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Keppres Nomor 19 Tahun 2023.

Tahun ini, masyarakat untuk pertama kalinya merayakan Hari Kebaya Nasional.

Ada beragam fakta seputar kebaya dan penetapan Hari Kebaya Nasional. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut rangkum, Rabu (24/7/2024).

1. Merupakan identitas nasional

Ada sejumlah pertimbangan dalam menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Disadur dari salinan Keppres Nomor 19 Tahun 2023, pertimbangan pertama adalah kebaya merupakan identitas nasional.

Kebaya adalah perekat bangsa yang bersifat lintas etnis, dan telah berkembang menjadi aset budaya yang sangat berharga. Dalam artian, kebaya harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

2. Busana untuk berbagai kegiatan

Masih mengutip Keppres Nomor 19 Tahun 2023, pertimbangan lainnya dalam penetapan Hari Kebaya Nasional adalah kebaya sudah berkembang menjadi busana yang digunakan secara nasional.

Kebaya dapat digunakan dalam berbagai kegiatan, baik yang berskala nasional maupun internasional.

Baca juga: 10 Artis Indonesia yang Gemar Tampil dalam Balutan Kebaya

3. Terlibatnya perempuan dalam revolusi Indonesia

Pertimbangan terakhir dalam penetapan Hari Kebaya Nasional adalah terlibatnya perempuan dalam revolusi Indonesia. Tanpa keterlibatan perempuan, revolusi Indonesia tidak dapat berjalan.

Ini dinyatakan oleh Presiden pertama Republik Indonesia Soekarno saat menghadiri Kongres Wanita Indonesia X, yang mana seluruh perempuan yang hadir dalam Kongres memakai kebaya.

Ilustrasi wanita sedang mengenakan kebaya.dok. Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Ilustrasi wanita sedang mengenakan kebaya.

4. Ada campur tangan budaya negara lain

Pegiat kebaya Atie Nitiasmoro mengungkapkan, ada campur tangan budaya negara lain dalam kehadiran kebaya di Indonesia alias telah terjadi proses persilangan budaya yang panjang.

“Kita memang tidak bisa klaim kebaya asli dari Indonesia. Ada (campur tangan budaya) dari Portugis, Cina, Belanda, India, Arab, Persia, dan banyak negara,” ujar dia kepada , beberapa waktu lalu.

Sebab, dahulu Indonesia merupakan salah satu pusat perdagangan di dunia. Inilah mengapa banyak budaya masuk ke Nusantara, termasuk kebaya.

Lebih lanjut, kata “kebaya” juga bermula dari kata “Cabai”, “Qaba”, “Cambay”, dan “Cambaia”.

“Bentuk awal kebaya pun bukan seperti yang sekarang,” kata Atie.

Semula, kebaya berbentuk blus dengan kerah V. Kemudian, berkembang menjadi baju luaran seperti jaket yang panjangnya hampir menyentuh mata kaki.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat