luxdomini.net

3 Pakem Berkebaya yang Mulai Luntur Saat Digunakan Sehari-hari

Pegiat kebaya sekaligus istri Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), Atie Nitiasmoro (kebaya biru tua), tampil dengan kebaya yang digunakannya sehari-hari.
Lihat Foto

JAKARTA, – Pegiat berkebaya sehari-hari Atie Nitiasmoro mengungkapkan, ada beberapa pakem dalam berkebaya yang mulai luntur ketika digunakan sebagai pakaian sehari-hari.

Adapun, berkebaya sehari-hari adalah telah digaungkan ratusan perempuan dalam komunitas pegiat kebaya di Indonesia selama bertahun-tahun.

Meskipun, kata Atie, pakem tersebut sebetulnya tidak wajib dalam konteks penggunaan sehari-hari.

"Kalau sudah acara adat, prosesi pernikahan, misalnya, teman-teman akan sebisa mungkin kembali pada pakemnya,” tutur dia kepada , beberapa waktu lalu.

Baca juga:

Pakem berkebaya antara lain memakai kebaya dengan bukaan depan, misalnya model Kartini atau Kutubaru. Lengannya bisa panjang atau tiga perempat.

Lalu, menggunakan kain jarik, songket, tenun, atau kain lainnya berdasarkan kebudayaan masing-masing daerah. Selanjutnya adalah rambut yang disanggul rapi.

1. Rambut

Menggunakan kebaya identik dengan riasan rambut yang digulung, disasak, dan disanggul.

Akan tetapi, pakem ini tidak lagi digunakan oleh sebagian pegiat berkebaya sehari-hari.

“Rambut tidak perlu digulung, meski banyak juga teman-teman pegiat kebaya yang masih berusaha meski enggak pakai sanggul tapi rambutnya diikat rapi,” ucap Atie.

Baca juga: Tips Praktis Menyulap Sarung Batik jadi Kain Lilit untuk Kebaya

2. Model lengan

Dari deretan pakem yang ada, Atie mengungkapkan bahwa model lengan pada kebaya juga sudah mulai luntur alias tidak begitu diperhatikan dalam pemakaian sehari-hari.

“Ada kebaya tanpa lengan, apalagi di udara panas yang menyengat,” ujar dia.

Namun, sebisa mungkin kebaya tetap memiliki model aslinya, yaitu bukaan depan.

Baca juga: Pegiat Kebaya Sampaikan 3 Nilai Penting Lewat Buku “Kebaya Kaya Gaya”

 

Beberapa contohnya mencakup kebaya Kutubaru, kebaya Kartini, dan kebaya Encim.

3. Bawahan

Kebaya identik dipasangkan dengan kain tradisional khas masing-masing daerah di Nusantara.

Namun, kamu bisa lebih leluasa dalam memadukannya dengan model bawahan lain untuk keperluan sehari-hari.

Misalnya, kebaya dipasangkan dengan kulot, rok lilit, atau rok biasa. Untuk sepatu, kamu bisa menggunakan sneakers, selop, atau hak tinggi.

“Kalau kita terlalu menuntut agar dalam keseharian harus pakai kebaya sesuai pakem, saya yakin orang akan males pakai. Ajakan berkebaya sehari-hari tidak akan disambut karena sudah ribet duluan, sudah bikin males,” ujar Atie.

Baca juga: Pakai Kebaya di Luar Negeri, Atie Nitiasmoro Sering Dipuji Orang

Sebagai informasi, Atie dan empat pegiat kebaya lainnya, Indiah Marsaban, Rini Kusumawati, Tingka Adiati, dan Elvy Yusanti, menulis buku bertajuk “Kebaya Kaya Gaya”.

Buku itu dipublikasi pada Selasa (23/7/2024) untuk merayakan Hari Kebaya Nasional pada 24 Juli, yang telah ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Keppres Nomor 19 Tahun 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat