luxdomini.net

Asal-usul Kehadiran Kebaya dan Perkembangannya di Indonesia 

Ketua PBI Bogor, Sita menjelaskan Kebaya Kutubaru identik dengan bef dibagian dada.
Lihat Foto

JAKARTA, - Kebaya jadi salah satu busana yang banyak digunakan perempuan Indonesia untuk menghadiri acara formal dan kondangan.

Padahal dulunya, kebaya ini menjadi pakaian sehari-hari perempuan Indonesia. Bahkan, para pahlawan perempuan Indonesia menggunakan kebaya ketika berperang melawan penjajah pada kala itu.

Meski begitu, kebaya masih terus eksis di kalangan perempuan dan masih menjadi busana andalan untuk mengekspresikan kelembutan, keanggunan, serta identitas asli perempuan Indonesia.

Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Bogor Sitawati Ken Utami membagikan sejarah asal-usul kebaya dan perkembangannya di Indonesia sampai saat ini. Berikut penjelasannya. 

Baca juga: Hari Kartini, Berikut 8 Inspirasi Kebaya Tradisional hingga Modern   

Asal-usul kebaya

Pengaruh peradaban Islam

Sita mengungkap sebelum adanya kebaya, para perempuan hanya menggunakan kemben biasa untuk menutupi bagian dada. Kemben tersebut dipasangkan dengan lilitan kain.

Para perempuan pun beraktivitas sehari-harinya hanya dengan menggunakan pakaian tersebut. 

“Jadi awalnya dulu perempuan-perempuan di Nusantara ya, belum Indonesia waktu itu masih memakai kemben,” kata Sita dalam acara Remaja Berkebaya dan Berkain Nusantara di Jakarta Selatan, Sabtu (20/7/2024).

Namun, seiring dengan masuknya peradaban Islam ke Indonesia, busana perempuan turut mengalami transformasi menjadi lebih tertutup.

Para perempuan bukan lagi hanya menggunakan kemben, melainkan mulai melapisi kemben dan menutup bagian tubuh lainnya dengan selendang. 

Akan tetapi, selendang tersebut kemudian dikreasikan dan dimodifikasi hingga menjadi busana yaitu kebaya. 

“Awalnya dari hanya menggunakan kemben itu, diberilah selendang untuk menutupi pundak dan lengan. Lama-kelamaan, selendang ini menjelma menjadi sebuah busana yang kita kenal sekarang sebagai kebaya,” tuturnya.

Adanya campur tangan budaya Tionghoa dan Belanda

Sita menjelaskan bahwa kebaya terus digunakan oleh para perempuan dari abad ke abad. Bentuknya pun turut mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurutnya, perkembangan kebaya juga tidak lepas kaitannya dengan budaya peranakan yang berkembang di Indonesia. 

Mereka melihat para perempuan asli Indonesia, dulu disebutnya pribumi, menggunakan kebaya setiap harinya. Hal ini membuat kebaya menjadi tren dan ingin juga diikuti oleh para perempuan keturunan Tionghoa. 

Inilah yang melatarbelakangi munculnya Kebaya Encim yang populer hingga saat ini. Sita menyebutkan bahwa kata ‘Encim’ sendiri berasal dari bahasa orang peranakan yang artinya Tante.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat