Catat, Beragam Penyebab Anak Jadi Picky Eater
- Ada beragam alasan mengapa anak menjadi picky eater.
Adapun istilah picky eater adalah kondisi ketika seseorang, termasuk anak, hanya mengonsumsi makanan tertentu saja, sehingga dikhawatirkan membuat dirinya kekurangan zat gizi tertentu. Apalagi jika kebiasaan ini berlanjut dalam jangka waktu lama.
Namun, diagnosa picky eater pada anak harus dilakukan oleh ahlinya, seperti dokter gizi atau dokter anak.
“Yang perlu diketahui sebelumnya, untuk diagnosa atau penegakan picky eater sendiri harus melalui konsultasi dengan dokter anak dan dietician anak melalui evaluasi khusus. Tidak bisa dari pernyataan orangtua sendiri,” kata Ahli Gizi Rawat Inap Anak dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara Jakarta Ariek Ratnawati, S.Gz di Jakarta, Rabu (17/7/2024), seperti dilansir dari Antara.
Baca juga:
- Bukan Nasi dan Mi Instan, Ini Asupan Bekal yang Sehat untuk Anak-anak
- Jangan Cuma Nasi dan Mi, Ahli Gizi Sarankan Ini untuk Bekal Anak Sekolah
Ia menambahkan, perilaku picky eater tidak selalu terjadi pada masa awal pengenalan Makanan Pendamping ASI eksklusif (MPASI), tetapi juga bisa terjadi pada usia toodler yakni 19 bulan sampai tujuh tahun.
Di antara beragam penyebab picky eater termasuk adanya masalah atau kondisi medis, seperti diare, konstipasi, atau alergi dan intoleransi obat serta penyakit infeksi.
Kondisi medis lainnya yang memengaruhi perilaku ini adalah adanya masalah perkembangan pada anak seperti terkena cerebral palsy atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD.
Penyebab lainnya juga termasuk masalah sensorik yang berhubungan dengan kemampuan anak, misalnya keterampilan makan (oromotor), seperti masalah mengunyah, menelan, serta tidak menyukai tekstur, rasa, atau suhu makanan
Suasana makan juga sering menjadi penyebab picky eater, apalagi jika anak dipaksa makan sehingga membuatnya merasa tertekan.
Perilaku picky eater bisa menyebabkan anak mengalami kekurangan zat gizi tertentu, yang pada gilirannya bisa membuatnya lebih mudah sakit.
“Ini terkait dengan status gizinya, oleh karena itu segera diperiksa ke dokter spesialis anak untuk diagnosa yang tepat,” kata Ariek.
Namun, orangtua diimbau untuk tidak khawatir jika anak masuk ke fase picky eater.
Baca juga:
Picky eater masih dapat dianggap wajar jika anak masih bisa mengonsumsi lebih dari 15 jenis makanan dan dihabiskan bersama keluarga.
Namun, apabila jenis makanannya kurang dari itu, serta menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan dan tantrum, orangtua diimbau untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat dan melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi anak, serta mencari tahu penyebab pastinya.
Terkini Lainnya
- Gaya Busana ala "Old Money" Kembali Digemari, Keanggunan Klasik yang Tak Lekang oleh Waktu
- 5 Cara Keluar dari "Toxic Relationship"
- 3 Tips agar Tampak Lebih Ramping Sesuai Bentuk Tubuh
- 5 Ciri-ciri "Toxic Relationship"
- Simak, 11 Ragam Motif Batik dan Maknanya
- Jangan Asal, Pakai Kain Batik Bermotif Sayap Sebaiknya Dihadapkan ke Atas
- 5 Makanan Tinggi Protein yang Efektif Menurunkan Berat Badan
- Catat, Cara Memilih Warna Baju Sesuai Undertone Kulit
- Layering Parfum Bisa Ciptakan Aroma Baru yang Unik, Pernah Coba?
- Beli Perhiasan Sambil Berbatik di Gerai Ini Bisa Dapat Cashback Rp 3 Juta
- 2 Tips Jitu Pilih Aroma Parfum Sesuai Kepribadian
- Pasangan Kerap Berubah, Bisa Jadi Tanda Toxic Relationship
- Kapan Sebaiknya Kita Memakai Parfum?
- Hypnoparenting Harus Dilakukan Saat Anak dan Orangtua Rileks, Kenapa?
- Bukan Hanya untuk Makeup, Cek Undertone Juga untuk Pilih Warna Baju