luxdomini.net

Apa Itu Core di Fesyen Kalangan Anak Muda?

Instalasi Colorbox yang bertajuk Never Just One Thing di Fashion Atrium, Kota Kasablanka, Jakarta, yang berlangsung pada 26-30 Juni 2024. Dalam instalasi ini, ada beragam kegiatan untuk dilakukan pengunjung, termasuk menyusun suvenir sendiri dan menggunakan fitting room tematik.
Lihat Foto

JAKARTA, - Belakangan ini, pengguna Instagram dan TikTok ramai menggunakan kata "core" pada setiap unggahan fesyen.

Mulai dari cottagecore, gothcore, fairycore, grandmacore, sampai barbiecore, masing-masing "core" memiliki gaya berpakaian unik yang menjadi ciri khas tersendiri.

Creative Partner Colorbox Frances Cherry menuturkan, yang dimaksud core dalam istilah di atas adalah sebuah genre atau estetika dalam fesyen.

"Arti core sendiri sangat kaya, tapi yang kami lihat, core adalah genre style," kata dia dalam peluncuran kampanye Never Just One Thing Colorbox di Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Dalam dunia fesyen, ada berbagai genre dalam cara orang berpakaian. Misalnya adalah grunge.

Genre grunge dalam fesyen mencakup pemakaian kemeja flanel, celana jeans, dan sneakers, seperti gaya pentolan band Nirvana, Kurt Cobain.

Sementara untuk cottagecore, mereka mengacu pada gaya berpakaian dengan nuansa pedesaan Eropa.

Umumnya, orang-orang yang mengusung estetik cottagecore menggunakan dress berwarna bumi. Terkadang, motif bunga juga dihadirkan.

Penggunaan kata "core" sendiri lebih marak digunakan oleh kalangan generasi Z untuk mendefinisikan gaya berpakaian mereka.

Namun, ada yang menarik dari kalangan itu dalam dunia fesyen.

"Dari setiap generasi Z, bukan berarti dia terikat pada satu genre saja," ungkap Cherry.

Dengan kata lain, seseorang bisa saja tidak hanya mengaplikasikan cottagecore dalam gaya berpakaiannya, tetapi juga "core" lainnya di hari lain.

Artinya, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Colorbox untuk kampanye "Never Just One Thing", individual dalam kalangan generasi Z tidak bisa dikotak-kotakkan berdasarkan jenis pakaian atau gaya berpakaiannya.

"Karena pada akhirnya, ada banyak personality, mungkin banyak core lain yang disukai sehingga tidak terikat pada satu hal saja," ucap dia.

Baca juga: Hidup di Dunia Digital, Alasan Fesyen Gen Z Lebih Beragam

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat