Ekspresi Emosi Anak yang Tepat Menghasilkan Mental Sehat
Oleh: Aisha Pramadita Kartohadiprodjo, Shelma Anggerahma, Thasya Brilliane Anggitha, dan Denrich Suryadi, M.Psi.,Psikolog*
“Kalau aku nangis, nanti aku dibully.”
“Katanya aku udah gede jadi enggak boleh nangis.”
“Aku enggak ada teman karena semua bilang aku cengeng.”
KALIMAT ini sering sekali didengar oleh kita karena banyak masyarakat yang belum memahami dampak mengucapkan kalimat tersebut.
Kita merasa senang atau sedih tergantung pada bagaimana peristiwa memengaruhi kemungkinan kita memperoleh hal-hal yang kita inginkan dalam hidup.
Pada buku "The Science of Psychology: An Appreciative View, King (2008)" berargumen emosi kita kompleks dan memberi tahu kita apa yang benar-benar penting bagi kita.
Meskipun wajah, pikiran, dan tubuh memainkan peran penting dalam emosi, psikolog memperdebatkan bagian mana yang paling penting dan bagaimana mereka bergabung untuk menghasilkan emosi.
Emosi adalah perasaan, atau afek, yang dapat melibatkan gairah fisiologis (seperti detak jantung yang cepat), pengalaman sadar (seperti berpikir tentang jatuh cinta pada seseorang), dan ekspresi perilaku (seperti senyuman).
Menurut Papalia dalam buku "Human Development: Eleventh Edition, Papalia, Olds, dan Feldman (2018)" menekankan betapa pentingnya emosi, baik positif maupun negatif, dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Mereka membahas bagaimana emosi memengaruhi pengambilan keputusan, interaksi sosial, dan pembentukan identitas seseorang.
Pendekatan Papalia terhadap emosi menekankan betapa kompleks dan dalamnya pengalaman emosional manusia seiring dengan perkembangan mereka sepanjang siklus kehidupan.
Ekspresi emosi merupakan bagian penting dari perkembangan anak. Bagaimana anak mengelola dan mengekspresikan emosi dapat berdampak besar pada kesejahteraan mental mereka.
Selama proses tumbuh kembang, anak-anak perlu memahami dan belajar bagaimana mengelola emosi dengan tepat.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan baik cenderung memiliki kesejahteraan mental lebih baik.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pengasuh untuk mengetahui bagaimana membantu anak-anak mereka mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan tepat.
Lalu, bagaimana cara membantu anak mengelola ekspresi emosi dengan tepat? Mari simak kalimat berikut.
Terkini Lainnya
- Demo ASN Dikti, Kenali 4 Tanda Pekerja Stres di Tempat Kerja
- MUA Slam Wiyono Meninggal Dunia, Ini Deretan Artis yang Pernah Diriasnya
- Detail Baru pada Jersey Timnas Indonesia 2025, Kerah hingga Siluet
- Lansia yang Alami Kesepian Rentan Depresi, Begini Dampaknya
- Mengompres Payudara Sebelum Menyusui, Berapa Suhu yang Idealnya?
- Jersey Timnas Indonesia Terbaru 2025: Harga dan Cara Membelinya
- Potret Barron Trump, Curi Perhatian di Pelantikan Ayahnya
- 10 Hoodie Lokal untuk Gaya Santai
- "Abuse of Power" di Kantor, Ini 3 Cara Mendukung Rekan Kerja
- 5 Penyebab Lansia Merasa Kesepian, Salah Satunya Menurunnya Kondisi Fisik
- Ketahui 4 Sikap yang Harus Dimiliki Atasan, Termasuk Menerima Masukan
- 5 Cara Mencegah Wajah Keriput akibat Posisi Tidur yang Salah
- Gaya Song Hye Kyo di Premier VIP Film Dark Nuns, Pakai Outfit Serba Hitam
- Gaya Para Pemain Timnas Tampil Gagah dengan Jersey Baru
- Merah Menyala, Intip Desain Jersey Terbaru Timnas Indonesia