Apa yang Dimakan Keluarga dengan Umur Terpanjang di Dunia?
- Hampir semua orang ingin panjang umur dan sehat. Jika kamu termasuk salah satunya, mungkin kamu harus memulainya dengan meniru gaya hidup mereka yang sudah mengalaminya.
Setidaknya itulah yang diyakini Dan Buettner, jurnalis pemenang penghargaan, penulis buku terlaris menurut New York Times, dan National Geographic Explorer.
Buettner telah berkeliling dunia selama dua dekade terakhir untuk mencari kunci umur panjang. Pada tahun 2004, ia mengidentifikasi "Zona Biru" --wilayah di dunia yang penduduknya memiliki rentang hidup lebih lama dari rata-rata-- dan mencari tahu apa yang menjadikan wilayah tersebut memiliki warga dengan umur panjang.
Orang-orang di komunitas ini tidak hanya hidup lebih lama, tapi mereka juga menikmati “masa sehat” yang lebih panjang, yang artinya mereka menjalani masa tua tanpa penyakit atau cacat, dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di wilayah lain.
Baru-baru ini, Buettner menyoroti kisah keluarga Melis yang pernah memegang Guinness World Record sebagai "keluarga dengan umur terpanjang di dunia".
Baca juga: Ubah Pola Makan demi Umur Panjang, Riset Membuktikan
Selain memiliki gen serupa, peneliti mengatakan bahwa semua anggota keluarga Melis memiliki kesamaan lain yang mungkin membantu menjelaskan umur mereka yang panjang.
Setiap hari, mereka makan menu yang sama untuk makan siang: roti sourdough, sup minestrone dari tiga jenis kacang-kacangan, dan segelas kecil anggur merah.
"Ini bukan karena 'diet saya mengharuskan saya makan menu tersebut,'" jelasnya dalam video tersebut. "Tetapi karena mereka memang menyukainya."
Buettner mencatat bahwa resep sup mereka mengandung kacang garbanzo, kacang pinto, dan kacang putih, bersama dengan berbagai sayuran segar dan pasta gandum utuh.
“Di setiap zona biru yang saya kunjungi, kacang-kacangan dan polong-polongan lainnya merupakan komponen utama makanan sehari-hari,” kata peneliti umur panjang tersebut.
Penelitian mendukung hipotesis bahwa buncis dan polong-polongan dapat memperpanjang umur kita. Faktanya, sebuah penelitian pada tahun 2004 menemukan bahwa orang mengalami penurunan angka kematian sebesar tujuh hingga delapan persen untuk setiap peningkatan 20 gram asupan kacang-kacangan dan polong-polongan setiap hari.
Manfaatnya kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya kandungan serat yang ditemukan pada kelompok makanan tertentu. Selain mengurangi kolesterol dan menstabilkan gula darah, "serat memberi mikroba usus yang sehat dan menurunkan peradangan serta fungsi kekebalan yang lebih baik," jelas Buettner.
Kacang-kacangan dan polong-polongan juga merupakan sumber vitamin dan nutrisi yang baik, termasuk protein, tembaga, zat besi, magnesium, potasium, asam folat, dan seng.
Kacang-kacangan juga mungkin sangat efektif dalam meningkatkan umur panjang ketika menggantikan sumber protein hewani. Situs Blue Zones merekomendasikan pola makan yang 95 hingga 100 persen nabati.
Jika kamu memilih untuk memasukkan daging dan produk susu, kamu harus mengonsumsinya secukupnya saja.
Baca juga: Kiat Umur Panjang Perempuan 106 Tahun, Kuncinya Hidup Bahagia
Terkini Lainnya
- Dukung Kebiasaan Sarapan Bergizi Lengkap Anak Indonesia, Energen Luncurkan Enerland di FX Sudirman
- Alyssa Daguisé Bagikan Rahasia Memadupadankan Tas dengan Outfit Kasual
- Baju Bekas Jangan Langsung Dibuang, Manfaatkan Jadi 5 Hal Ini
- Pilih Baju dengan Bahan Ramah Lingkungan demi Kurangi Limbah Tekstil
- 3 Kriteria Laki-laki yang Diinginkan Perempuan sebagai Suami
- Tips Merawat Pakaian agar Awet dan Bisa Digunakan Jangka Panjang
- Cara Mengurangi Limbah Tekstil, Salah Satunya Pakai Baju Selama Mungkin
- Tas Multifungsi Jadi Andalan Putri Marino untuk Tampil Sehari-hari
- Selain Berbahaya bagi Lingkungan, Limbah Tekstil Juga Mengancam Kesehatan
- Bagaimana Cara Mendapatkan Jodoh yang Baik? Mak Comblang Profesional Ungkap Tipsnya
- 4 Alasan Orangtua Ingin Anaknya Nikah Muda, Termasuk Kurang Edukasi
- Ibu yang Nikah Muda Berpeluang Lakukan Kekerasan pada Anak
- Bukan Makanan, Debu Rumah Paling Sering Memicu Kambuhnya Eksim
- Nikah Muda Lebih Berisiko Cerai, Kenapa?
- JMFW 2025, Indonesia Bidik Dominasi Industri Busana Muslim Global