luxdomini.net

Apa yang Dimakan Keluarga dengan Umur Terpanjang di Dunia?

Ilustrasi makanan
Lihat Foto

- Hampir semua orang ingin panjang umur dan sehat. Jika kamu termasuk salah satunya, mungkin kamu harus memulainya dengan meniru gaya hidup mereka yang sudah mengalaminya. 

Setidaknya itulah yang diyakini Dan Buettner, jurnalis pemenang penghargaan, penulis buku terlaris menurut New York Times, dan National Geographic Explorer.

Buettner telah berkeliling dunia selama dua dekade terakhir untuk mencari kunci umur panjang. Pada tahun 2004, ia mengidentifikasi "Zona Biru" --wilayah di dunia yang penduduknya memiliki rentang hidup lebih lama dari rata-rata-- dan mencari tahu apa yang menjadikan wilayah tersebut memiliki warga dengan umur panjang. 

Orang-orang di komunitas ini tidak hanya hidup lebih lama, tapi mereka juga menikmati “masa sehat” yang lebih panjang, yang artinya mereka menjalani masa tua tanpa penyakit atau cacat, dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di wilayah lain.

Baru-baru ini, Buettner menyoroti kisah keluarga Melis yang pernah memegang Guinness World Record sebagai "keluarga dengan umur terpanjang di dunia". 

Baca juga: Ubah Pola Makan demi Umur Panjang, Riset Membuktikan

Keluarga Melis secara resmi menjadi keluarga tertua di dunia dengan sembilan saudara laki-laki dan perempuan dengan total 818 tahun, berpose bersama sembilan anaknya, 24 cucu dan 25 cicit, di luar rumahnya di desa Perdasdefogu di pulau Sardinia pada 21 Agustus 2012. AFP PHOTO/ETTORE LOI Keluarga Melis secara resmi menjadi keluarga tertua di dunia dengan sembilan saudara laki-laki dan perempuan dengan total 818 tahun, berpose bersama sembilan anaknya, 24 cucu dan 25 cicit, di luar rumahnya di desa Perdasdefogu di pulau Sardinia pada 21 Agustus 2012.
Di antara sembilan bersaudara, mereka memiliki usia kolektif 861 tahun, yang berarti mereka memiliki usia rata-rata 95 tahun dan terus bertambah. Saudara tertua dalam kelompok yang berbasis di Sardinia itu berusia 109 tahun, catat Buettner.

Selain memiliki gen serupa, peneliti mengatakan bahwa semua anggota keluarga Melis memiliki kesamaan lain yang mungkin membantu menjelaskan umur mereka yang panjang.

Setiap hari, mereka makan menu yang sama untuk makan siang: roti sourdough, sup minestrone dari tiga jenis kacang-kacangan, dan segelas kecil anggur merah.

"Ini bukan karena 'diet saya mengharuskan saya makan menu tersebut,'" jelasnya dalam video tersebut. "Tetapi karena mereka memang menyukainya."

Buettner mencatat bahwa resep sup mereka mengandung kacang garbanzo, kacang pinto, dan kacang putih, bersama dengan berbagai sayuran segar dan pasta gandum utuh.

“Di setiap zona biru yang saya kunjungi, kacang-kacangan dan polong-polongan lainnya merupakan komponen utama makanan sehari-hari,” kata peneliti umur panjang tersebut.

Penelitian mendukung hipotesis bahwa buncis dan polong-polongan dapat memperpanjang umur kita. Faktanya, sebuah penelitian pada tahun 2004 menemukan bahwa orang mengalami penurunan angka kematian sebesar tujuh hingga delapan persen untuk setiap peningkatan 20 gram asupan kacang-kacangan dan polong-polongan setiap hari.

Manfaatnya kemungkinan besar disebabkan oleh tingginya kandungan serat yang ditemukan pada kelompok makanan tertentu. Selain mengurangi kolesterol dan menstabilkan gula darah, "serat memberi mikroba usus yang sehat dan menurunkan peradangan serta fungsi kekebalan yang lebih baik," jelas Buettner.

Kacang-kacangan dan polong-polongan juga merupakan sumber vitamin dan nutrisi yang baik, termasuk protein, tembaga, zat besi, magnesium, potasium, asam folat, dan seng. 

Kacang-kacangan juga mungkin sangat efektif dalam meningkatkan umur panjang ketika menggantikan sumber protein hewani. Situs Blue Zones merekomendasikan pola makan yang 95 hingga 100 persen nabati. 

Jika kamu memilih untuk memasukkan daging dan produk susu, kamu harus mengonsumsinya secukupnya saja.

Baca juga: Kiat Umur Panjang Perempuan 106 Tahun, Kuncinya Hidup Bahagia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat