luxdomini.net

- Bubuk kolagen belakangan tengah digandrungi di dunia kecantikan.

Banyak yang percaya, suplemen ini baik untuk kesehatan kulit, khususnya untuk membuat kita terlihat lebih muda.

Beberapa juga mengklaim, kulit lebih kenyal dan glowing dengan konsumsi kolagen powder secara berkala.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Minum Bubuk Kolagen Setiap Hari?

Benarkan demikian?

Manfaat bubuk kolagen untuk kulit sehat

Kolagen adalah protein yang berada di tubuh yang menjadi bahan utama penyusun kulit.

"Ini memberi kekenyalan kulit yang awet mudah dan merupakan salah satu komponen kunci dalam memperbaiki kulit yang terluka," jelas dokter kulit Kota New York, Anne Chapas, M.D.

Kadar kolagen yang tinggi membuat penampilan kita lebih baik, termasuk dengan asupan secara oral.

Baca juga: Ketahui, Manfaat hingga Efek Samping Suplemen Kolagen bagi Kesehatan

Meski demikian, bukan berarti kolagen powder menjadi solusi cepat untuk kulit glowing dan awet muda.

“Sebagian besar penelitian tentang kolagen oral tidak cukup teliti untuk menarik kesimpulan tentang pengaruhnya terhadap kesehatan kulit, penampilan, atau penuaan,” kata Chapas.

“Kolagen, ketika dikonsumsi secara oral, akan dipecah menjadi protein, dan kemudian diserap oleh tubuh,” kata Rachel Nazarian, M.D., pakar kesehatan dari Schweiger Dermatology Group.

Namun belum ada jaminan jika asupan kolagen itu akan menjangkau lapisan kulit dan berdampak positif.

Nazarian menekankan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai manfaat kolagen yang dapat diminum.

Baca juga: Disebut Picu Gagal Ginjal, Berikut Bahaya Konsumsi Minuman Kolagen

Unsplash Kulit kering adalah salah satu efek samping mendiamkan gel lidah buaya terlalu lama di wajah.

Akan tetapi, ada riset yang menunjukkan kolagen oral baik untuk pemilik kulit kering.

"Bermanfaat bagi hidrasi kulit pada orang yang berusia di atas 30 tahun dan memperlambat pembentukan kerutan dalam," kata Sumayah Jamal, M.D., dari Schweiger Dermatology Group.

Hanya saja memang butuh bukti lebih banyak pada kelompok yang lebih besar, dengan lebih banyak kontrol dan dalam jangka waktu yang lebih lama agar bisa meyakinkan secara akademis.

Baca juga: 18 Makanan yang Dapat Mendorong Produksi Kolagen