MPASI Fortifikasi Vs MPASI Rumahan, Mana yang Lebih Baik untuk Anak?
- Makanan Pendamping ASI (MPASI) fortifikasi alias makanan instan untuk bayi belakangan memang kurang digemari para orangtua.
Ada anggapan, MPASI pabrikan mengandung bahan pengawet dan tidak alami sehingga kurang baik untuk asupan anak usia dini.
Sebaliknya, para orangtua kini lebih menyukai MPASI rumahan yang bahan baku dan pengolahannya dilakukan sendiri.
Baca juga: 3 Tips Membuat MPASI dari Dokter Anak, Tidak Boleh Pakai Madu
Meski demikian, Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc. pakar teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan stigma negatif soal MPASI fortifikasi yang berkembang di publik adalah kesalahpahaman.
Makanan pabrikan, termasuk produk MPASI, diolah dengan proses pemasakan/ perebusan/ pengukusan dan pengeringan agar tetap tahan lama tanpa mengalami kerusakan dan kandungan nutrisinya dapat dipertahankan.
Prosesnya sebenarnya mirip dengan pengolahan makanan yang juga dilakukan masyarakat sejak dulu, seperti roti yang dikeringkan atau daging yang dijadikan dendeng.
"Dengan begitu, asumsi bahwa makanan pabrikan itu pasti mengandung pengawet tambahan tidak selalu benar adanya," terangnya, dikutip dari siaran media yang diterima .
Baca juga: Pilih Masak Sendiri, Asmirandah Tidak Mau Anaknya MPASI Instan
Pasalnya, ada sejumlah produk makanan yang tak perlu tambahan pengawet karena bentuknya yang sudah tahan lama lewat proses tersebut.
Manfaat MPASI fortifikasi untuk kecukupan nutrisi anak
"Yang sering hilang di konteks perbincangan mengenai makanan pabrikan adalah tujuannya yang positif, yaitu untuk memberikan kesetaraan akses terhadap gizi di Indonesia," jelas Prof Sugiono, yang juga anggota Tim Pakar Direktorat Standardisasi Pangan Olahan BPOM.
MPASI fortifikasi memungkinkan masyarakat di daerah terpencil mendapatkan makanan berkualitas untuk anak-anaknya.
Baca juga: MPASI Instan Vs Buatan Ibu Bayi, Mana Lebih Sehat?
Ia juga menambahkan, anggapan jika proses pabrik yang menghilangkan kandungan nutrisi pada MPASI fortifikasi tidak tepat.
"Pada makanan fortifikasi, sebagian zat gizi yang rusak atau hilang karena proses pengolahan, dapat diatasi dengan menambahkan vitamin dan mineral pada makanan yang telah diolah," urainya.
Hal ini pula yang membedakan kandungan MPASI fortifikasi dengan buatan rumahan.
Proses penambahan vitamin dan mineral tersebut justru bisa memberi tambahan nutrisi yang sangat sulit dipenuhi tiap harinya.
Misalnya zat besi dan zat gizi mikro lainnya untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Baca juga: Batas Aman Konsumsi Gula untuk Bayi Selama MPASI, Ini Saran Dokter
Terkini Lainnya
- Ingin Anak Lebih Penurut dengan Hypnoparenting? Cek 5 Hal Ini
- 5 Motif Batik untuk Laki-laki, Apa Saja?
- 8 Ide Kado untuk Bayi Baru Lahir, Cocok buat Orangtua Baru
- Ketahui, Beda Karakter Pewarna Batik Alami dan Sintetis
- Catat, Cara Memilih Mainan yang Tepat untuk Balita
- Motif Batik yang Cocok Dipakai Sehari-hari, Apa Saja?
- Jangan Lakukan, 5 Manajemen Konflik yang Buruk dalam Hubungan
- 5 Motif Batik untuk Pernikahan, Salah Satunya Kawung
- "Hypnoparenting" Tidak Dapat Diterapkan pada Semua Anak, Ini Penjelasannya
- Gaya Busana ala "Old Money" Kembali Digemari, Keanggunan Klasik yang Tak Lekang oleh Waktu
- 5 Cara Keluar dari "Toxic Relationship"
- 3 Tips agar Tampak Lebih Ramping Sesuai Bentuk Tubuh
- 5 Ciri-ciri "Toxic Relationship"
- Simak, 11 Ragam Motif Batik dan Maknanya
- Jangan Asal, Pakai Kain Batik Bermotif Sayap Sebaiknya Dihadapkan ke Atas