Kenali Gejala dan Cara Mengatasi "Burnout"
Oleh: Rangga Septio Wardana dan Brigitta Valencia Bellion
- Bekerja terlalu keras terkadang menyebabkan seseorang mengalami kelelahan emosional, mental, dan fisik. Kondisi ini biasa disebut sebagai burnout karena disebabkan oleh stres yang berkepanjangan atau berulang.
Burnout adalah reaksi terhadap stres akibat pekerjaan yang berkepanjangan kronis. Hal ini ditandai oleh tiga dimensi utama, yaitu kelelahan, sinisme, dan perasaan berkurangnya kemampuan profesional.
Lantas, apa yang perlu dilakukan ketika mengalami burnout? Hal ini pun menjadi pembahasan utama dalam siniar Obsesif bertajuk “Kelelahan hingga Burnout, Harus Apa? ft. Mindtera”, yang dapat diakses melalui tautan dik.si/ObsesifBurnout.
Mengenal Kondisi Burnout
Melansir dari Medical News Today, burnout adalah stres yang dialami ketika seseorang menghadapi suatu pekerjaan yang menguras energi hingga merasa kewalahan dan tak berdaya.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini akan membuat seseorang kehilangan minat terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Menurut WebMD, orang yang merasa lelah secara fisik dan mental cenderung tidak produktif sehingga memiliki performa yang buruk.
Baca juga: 5 Strategi Membangun Lingkungan Kerja Inklusif
Seseorang yang mengalami burnout juga akan mengalami penurunan kekebalan tubuh sehingga lebih rentan terhadap penyakit.
Tanda Seseorang Mengalami Burnout
Menurut Verywell Mind, kondisi burnout dapat dibedakan menjadi dua, yaitu secara fisik dan mental. Pada umumnya, seseorang dengan kondisi burnout fisik akan mengalami gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, cenderung muda sakit, dan mengalami gangguan tidur.
Sementara itu, seseorang dengan kondisi burnout mental cenderung kesulitan untuk berkonsentrasi, merasa depresi, merasa rendah diri, hingga kehilangan minat atau kepuasan untuk melakukan kegiatan tertentu.
Melansir dari Verrywell Mind, burnout memiliki gejala yang hampir mirip dengan depresi. Namun, seseorang yang mengalami depresi cenderung memiliki perasaan dan pikiran negatif terhadap banyak aspek kehidupan.
Mencegah Kondisi Burnout
Dikutip dari Cleveland Clinic, Adam Borland, seorang psikolog klinis Amerika berpendapat bahwa penting bagi setiap orang mengenal tanda-tanda burnout agar lebih mampu mengambil jeda untuk beristirahat dan menerapkan manajemen hidup yang lebih baik.
Baca juga: Kuat Hadapi Masalah dengan Prinsip Antifragile
Selain itu, setiap orang juga perlu menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat untuk saling membantu pencegahan burnout.
Lantas, apa yang harus dilakukan saat mengalami kondisi burnout? Dengarkan informasi lengkapnya dalam siniar Obsesif episode “Kelelahan hingga Burnout, Harus Apa? ft. Mindtera” dengan tautan akses dik.si/ObsesifBurnout di Spotify.
Di sana, ada pula beragam informasi menarik seputar dunia kerja untuk job seeker dan fresh graduate.
Ikuti siniar Obsesif dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Terkini Lainnya
- Hypnoparenting Efektif untuk Anak Usia Berapa? Ini Kata Psikolog!
- Bertahan dalam Hubungan Toksik karena Yakin Pasangan Berubah, Tepatkah?
- 4 Fakta Choi Soon-Hwa, Kontestan Tertua Miss Universe Korea Berusia 81 Tahun
- Yasmine Wildblood Ajari Anak Terbiasa Makan Nutrisi Seimbang Sejak Dini
- Jangan Pakai Deterjen untuk Cuci Batik, Coba 2 Produk Ini
- Mencuci Batik dengan Sampo Ternyata Baik, Kenapa?
- Curhat Yasmine Wildblood, Urus 3 Anaknya di 1.000 Hari Pertama
- Simak, Ini 3 Penyebab Kain Batik Gampang Luntur
- Tampilan Nyentrik Lady Gaga di Karpet Merah Sekuel Joker
- Kemeriahan Selebrasi Ulang Tahun Mondial dalam 5 Babak
- Batik Anggrek, Motif Khas Tangsel yang Sering Dikenakan Airin
- 14 Gaya Para Artis yang Dilantik sebagai Anggota DPR 2024-2029
- Apakah Kain Jumputan Termasuk Batik?
- Dari Simbol Komitmen hingga Penghargaan, Ini Makna dan Fungsi Couple Ring
- 5 Langkah Melakukan "Hypnoparenting" di Rumah