Minimnya Tren Sustainable Living di Indonesia
Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
- Kondisi bumi yang semakin mengkhawatirkan membuat aktivis lingkungan hingga kepala pemerintahan di seluruh dunia menganjurkan untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan (sustainable living).
Gaya hidup ini menganjurkan kita untuk tidak merusak lingkungan sehingga tetap menjaga ekosistem bumi.
Bahkan, kita justru semakin menjaganya. Menurut UN Environment, kehidupan manusia mayoritas dipengaruhi oleh kota-kota besar, mulai dari apa yang kita makan, bagaimana cara hidup kita, hingga hal apa yang ingin kita beli.
Melalui gaya hidup berkelanjutan, diharapkan tidak hanya mengubah suatu individu, melainkan seluruh manusia yang berada di lingkungan tersebut. Namun, hal ini dapat dimulai dari satu individu. Salah satunya Bukhi Prima.
Dalam siniar Beginu episode “Menemukan Kebahagiaan dari Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan tautan dik.si/BeginuBukhi, Bukhi berbagi pencarian inspirasinya mengenai relasi hidup berkelanjutan dengan spiritualitas yang berujung kepada kebahagiaan.
Sustainable Living di Indonesia
Pada tahun 2050, populasi dunia diperkirakan dapat mencapai 10 miliar sehingga semakin banyak permintaan akan sandang, pangan, dan papan. Di samping itu, kompetisi atas kebutuhan dasar ini semakin meningkat sehingga makin banyak pula orang yang tidak mampu meraihnya.
Baca juga: Menjadi Esensialis, Utamakan Hal Penting
Di sisi lain, bumi yang semakin tua dan terus dikuras kekayaan alamnya juga diprediksi akan kehilangan sumber daya sehingga memicu perubahan iklim ekstrem. Hal ini membuat banyak orang mulai mengkampanyekan gaya hidup berkelanjutan untuk memahami bagaimana pilihan gaya hidup kita berdampak pada dunia di sekitar.
Gaya hidup berkelanjutan untuk pertama kalinya muncul dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Program Lingkungan PBB bertujuan melihat apa itu gaya hidup berkelanjutan dan bagaimana pengambilan keputusan dapat dimanfaatkan dengan lebih baik untuk bumi.
Dalam istilah lainnya, gaya hidup berkelanjutan bertujuan untuk mencapai keseimbangan lingkungan. Terkadang, hal ini disebut “net zero living”. Dengan kata lain, mengembalikan lagi ke bumi apa pun yang manusia ambil darinya agar ekosistem tetap seimbang.
Sayangnya, pemahaman soal ini masih minim di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan survei oleh YouGov-Cambridge Globalism Project yang menyatakan sebanyak 18 persen masyarakat Indonesia masih tak mau mengakui terjadinya perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia.
Prinsip-prinsip Sustainable Living
Dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan, seseorang harus memiliki prinsip-prinsipnya agar relevan.
Mengutip Conserve Energy Future, ada empat pilar utama bagi kehidupan berkelanjutan, yaitu meminimalkan limbah, membatasi penggunaan sumber daya alam, pemanfaatan lingkungan secara bijak, dan memastikan lingkungan kerja atau hidup yang berkualitas.
Selain itu, kita juga harus mengefektifkan penggunaan lahan agar tak merusak lingkungan hidup satwa liar. Kita beberapa kali mendapat berita hewan masuk rumah atau pekarangan warga, padahal hal itu terjadi karena manusia telah merampas habitat serta jalur yang kerap mereka lewati.
Baca juga: Manfaat Berbicara dengan Diri Sendiri
Menggunakan air secara bijak juga merupakan bagian dari prinsip gaya hidup berkelanjutan.
Terkini Lainnya
- Berapa Harga Boneka Labubu?
- Kenali Tanda Bingung Puting pada Bayi dan Cara Mencegahnya
- Pakai Adat Jawa Tengah, Intip Busana Pernikahan Nino RAN dan Istri
- Mix and Match Batik ala Anak Muda, Pakai 5 Item Ini
- Cara Nikita Willy Persiapkan Issa Jadi Kakak Sebelum Adiknya Lahir
- Waspadai, Tanda Keterlambatan Perkembangan Motorik Anak Sesuai Usianya
- Arti Fougere dalam Parfum: Memahami Salah Satu Keluarga Aroma Terpopuler
- Nikita Willy Sebut 4 Manfaat Masukkan Anak ke Preschool
- Cara Mengasah Kemampuan Motorik Anak di Rumah
- 8 Tips Fashion untuk Perempuan Kurus agar Terlihat Ideal
- Alasan Banyak Laki-laki Belum Merasakan Perlunya Merawat Kulit
- 4 Tips Pilih Perhiasan Sesuai Penampilan dari Tasya Nuarta
- 5 Cara Padu Padan Blazer ala Desainer Hartono Gan
- Orangtua Pergi Bekerja, Haruskah Minta Izin pada Anak?
- Cara Nikita Willy Hadapi Anak Rewel, Tarik Napas dan Minum