8 Kata-kata Toxic Perusak Hubungan Saat Bertengkar dengan Pasangan
- Di dalam banyak situasi, kata-kata toxic lebih banyak mengungkapkan apa yang tengah terjadi dalam hubungan.
Terlebih dalam situasi konflik, perdebatan atau saat bertengkar dengan pasangan. Hati-hati dengan kata-kata berikut karena bisa merusak hubungan.
Pasalnya, ada sejumlah kata-kata itu bisa bernada penghinaan yang jelas menjadi toxic dalam sebuah hubungan.
Baca juga: Kenali, 5 Jenis Pasangan Toxic yang Jarang Disadari
Kata-kata toxic perusak hubungan
Seorang psikolog lulusan Harvard menyimpulkan ada delapan kata-kata toxic yang menjadi pertanda bahwa hubungan kita sedang dalam masalah, terutama jika diucapkan saat bertengkar.
Kata-kata tersebut meliputi ucapan yang bermakna penghinaan karena penghinaan tidak hanya menyerang karakter seseorang, tetapi juga bermakna merendahkan.
Dilansir dari laman CNBC, berikut kata-kata toxic saat bertengkar dengan pasangan dan dampaknya perlahan bisa menghancurkan hubungan kita.
1. "Kamu tidak pantas untukku"
Ungkapan yang seperti ini bisa mencerminkan penghinaan kita kepada pasangan. Pasalnya kata-kata tersebut dapat merusak harga dirinya.
Kalimat "kamu tidak pantas untukku" juga punya makna yang sama seperti "kamu beruntung aku bisa tahan denganmu."
Sebagai gantinya, ada beberapa kata yang jauh lebih sopan dan menghargai pasangan seperti kata-kata "saya berjuang untuk menjadikan kita sebagai pasangan".
2. Semuanya baik-baik saja (padahal tidak).
Kata-kata tersebut lebih cenderung bernada pasif-agresif yang membuat pasangan tidak dapat membicarakan masalah dengan terbuka.
Hal ini dapat mempersulit penyelesaian konflik dan membuat kedua belah pihak merasa tidak aman.
Sebaliknya, kita harus mengatakan kata-kata berikut, "saya benar-benar kesal, tetapi saya belum siap untuk membicarakannya".
Alih-alih mengabaikan masalah, kata-kata tersebut bisa memberikan makna bahwa kita butuh waktu untuk menghadapi masalah yang harus direnungkan lebih dulu.
3. Your pathetic
Patethic merupakan kata-kata yang bermakna seperti orang yang berbelas kasihan tapi dengan makna yang menghina.
Ungkapan yang satu ini juga bernada negatif yang jika dalam bahasa Indonesia mungkin orang-orang menyebutnya dengan kata-kata "kasihan" (yang merendahkan).
Terkini Lainnya
- Seberapa Sering Laki-laki Harus Cukur Rambut?
- Jangan Merasa Bersalah Ketika Harus Meninggalkan Anak Bekerja
- Cara Mengajarkan Anak untuk Menghormati Waktu "Me Time" Orangtua
- 6 Perbedaan Barbershop dan Pangkas Rambut Biasa, Sudah Tahu?
- Studi Temukan Gen Z Generasi Paling Kesepian, Ternyata Ini Sebabnya
- Para Ibu, Kenali 3 Tahap Stres pada Pengasuhan Berikut
- Kenali 2 Siklus Stres pada Ibu dan Dampaknya
- 4 Fakta Kebaya Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Tak Cuma Milik Indonesia
- Berburu Flash Sale Skincare bareng Jastiper dan "Beauty Enthusiast"...
- Brand Kecantikan Kylie Cosmetics Hadir di Indonesia, dari Lipstick sampai Parfum
- Trauma Dapat Sebabkan Penderitanya Berhalusinasi, Kok Bisa?
- Skincare Tak Kenal Gender, Iqbaal Ramadhan Dorong Pria Merawat Kesehatan Kulit
- Malas Merawat Diri dan Sulit Tidur Bisa Jadi Tanda Gangguan Kesehatan Mental
- Penderita Skizofrenia Berlaku Agresif, Niat Jahat atau Ketidaksadaran?
- Iqbaal Ramadhan Pakai Sunscreen sejak Remaja, Investasi Kesehatan Kulit Jangka Panjang