luxdomini.net

3 Tips Sukses Membangun Bisnis Fesyen Berkelanjutan

Konferensi pers Tokopedia Hijau di Jakarta, kiri ke kanan - Public Affairs Senior Lead Tokopedia, Aditia Grasio Nelwan, Ali Alkatiri (asisten deputi Pengembangan dan Kawasan Rantai Pasok Kemenkop & UKM RI, Stephanie (pemilik brand Tisoo, Melie (pemilik brand KaIND, Pendiri The Local Enabler, Dr. Dwi Indra Purnomo) di Jakarta
Lihat Foto

- Isu lingkungan yang berkelanjutan masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat.

Hal itu pun rupanya turut meningkatkan potensi sustainable business alias bisnis ramah lingkungan, terutama di kota-kota besar di Indonesia.

Menurut data internal Tokopedia Hijau, potensi bisnis ramah lingkungan ini terbilang sangat besar, terutama di kawasan Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.

Data tersebut juga mencatat bahwa di kawasan tersebut terdapat jumlah pencarian produk ramah lingkungan terbanyak di Tanah Air.

Dalam setahun terakhir juga terjadi peningkatan penjualan produk daur ulang sebesar hampir 1,5 kali lipat di e-commerce tersebut.

Barang-barang itu mencakup berbagai produk rumah tangga seperti tas, tisu ramah lingkungan, hingga produk fesyen berkelanjutan.

"Dari sisi permintaan sudah ada, penjualnya juga mulai banyak sehingga potensi bisnis berkelanjutan juga cukup besar."

Demikian kata public affairs senior lead Tokopedia, Aditia Grasio Nelwan dalam konferensi pers Tokopedia Hijau di Jakarta, belum lama ini.

Baca juga: Fesyen Berkelanjutan, Hobi Ratu Victoria hingga Desainer Masa Kini 

Tips membangun bisnis fesyen berkelanjutan

Mengingat akan peluang bisnis yang besar itu, para pemilik usaha khususnya di bidang fesyen perlu memerhatikan beberapa hal agar bisnisnya semakin berkembang.

Berikut tips membangun bisnis fesyen berkelanjutan seperti yang disampakan Melie Indarto pemilik bisnis fesyen dengan label KaIND yang berbasis di Pasuruan, Jawa Timur.

1. Mengurangi penggunaan plastik seminimal mungkin

Memulai bisnis fesyen berkelanjutan bisa dimulai dengan meminimalisasi pengunaan plastik baik dalam proses produksi, pasca produksi hingga pengirimannya.

Misalnya dengan memanfaatkan bahan baku dari serat yang biodegradable atau ramah lingkungan.

Kemudian memaksimalkan penggunaan bahan kain untuk meminimalisir sisa produksi kain yang mungkin tidak terpakai, hingga membuat tag atau label berbahan non-plastik.

Kata Melie, dengan mengurangi penggunaan plastik sedari awal dapat membantu mengurangi limbah produksi dari produk fesyen yang kita geluti.

Baca juga: Gandeng John Boyega, H&M Rilis Koleksi Fesyen Berkelanjutan 

2. Kreasi ulang limbah produksi

Limbah produksi dalam lini bisnis fesyen seringkali menjadi limbah tak terpakai dan dapat mencemari lingkungan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat