luxdomini.net

Mengembangkan Potensi Si Kecil, Orangtua Sebaiknya Melibatkan Anak

Ilustrasi orangtua menemani anak belajar di rumah.
Lihat Foto

- Setiap dari kita pasti memiliki ketertarikan dan bakat tersendiri. Meskipun berbeda-beda, bukan berarti ada keterampilan tertentu yang lebih unggul atau lebih bagus dibandingkan lainnya.

Begitu juga dengan anak-anak yang memiliki keunggulannya tersendiri, baik di dunia akademik maupun non-akademik.

Saat mempunyai buah hati, tentunya kita menginginkan yang terbaik buat mereka, dan sebagai orangtua, mungkin ada sejumlah harapan yang kelak akan dicapai oleh sang anak. Misalnya dalam bentuk cita-cita.

Namun, seringkali ditemukan kasus di mana orangtua dan anak mempunyai keinginan berbeda. Alhasil, potensi sesungguhnya dari sang buah hati terkurung karena orangtua justru mengarahkan anak ke bidang lain.

Dalam acara press conference dan peresmian Kiddo Fest 2022, Kamis (10/11/22), Erika Kamaria Yamin, M.Psi., menceritakan bagaimana cara orangtua dapat mengembangkan potensi dan keunikan yang dimiliki oleh sang buah hati.

“Peran orang tua sangat penting dalam masa-masa usia emas untuk memberikan stimulasi yang tepat kepada anak dalam menggali minatnya sendiri. Orangtua sebaiknya memberikan stimulasi yang seimbang dalam faktor-faktor tumbuh kembang anak yang mencakup pertumbuhan fisik, kognitif, motorik, bahasa dan sosial emosi.”

“Jika stimulasi yang diberikan sudah seimbang, tugas orangtua adalah mendampingi anaknya mengembangkan minat dan potensinya sambil tetap menjaga keseimbangan faktor-faktor tersebut,” tutur Erika.

Menurut Erika, ada dua kegiatan penting yang harus dilakukan oleh orangtua untuk menggali potensi anaknya, yakni observasi dan komunikasi.

Observasi dalam hal ini berarti peka dengan kegiatan yang disukai oleh sang anak. Ketika si anak suka berbaur serta enjoy berbicara bersama orang sekitarnya, sebenarnya bisa menjadi tanda dari kelebihan anak itu. Mungkin kelak bisa menjadi presenter, MC, public speaker, dan sebagainya.

Di sisi lain, ada juga yang memang pada dasarnya suka belajar atau menjawab soal-soal menantang seperti matematika. Barangkali anak cocok menjadi peneliti, pengajar, atau ilmuwan.

Baca juga: Bakat, Warisan Genetik yang Diturunkan dari Orangtua ke Anak

Selain observasi, komunikasi dengan anak turut memainkan peran penting supaya kedua pihak saling memahami akan hal-hal yang terjadi.

Dr. Erika berpesan kepada orangtua untuk selalu menanyakan perasaan sang anak ketika diminta melakukan aktivitas tertentu seperti mengikuti les dan ekstrakurikuler. Pasalnya, anak belum tentu menikmati apa yang dikira bagus oleh orangtua.

Penerapan komunikasi juga bisa dilakukan ketika orangtua mengharapkan sesuatu atau memberikan wejangan untuk sang anak. Pastikan mereka memahami secara komprehensif, apa yang dimaksud dari permintaan orangtua mereka.

Jadi pastikan si kecil ikut terlibat pada pengambilan keputusan yang berhubungan dengan mereka. Mau bagaimanapun, merekalah yang menjalaninya, bukan orangtua.

Nah, bagaimana sih cara mengetahui potensi si kecil? Salah satu cara yang bisa diambil adalah dengan melakukan tes minat dan bakat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat