5 Desainer Pamerkan Busana Muslim Nusantara di Hong Kong
JAKARTA, - Lima desainer dari Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD) akan memamerkan rancangan busana muslimnya ke ajang Hong Kong Fashion Week Fall/Winter 2019, 14-17 Januari mendatang.
Masing-masing desainer nantinya akan memamerkan enam kreasi busana dengan sentuhan wastra nusantara, salah satunya dari Kalimantan.
Wastra nusantara dianggap sebagai ciri khas Indonesia yang patut terus diperkenalkan pada dunia, termasuk di bidang mode.
"Wastra nusantara tidak dipunyai desainer-desainer luar."
Hal itu diungkapkan Ketua Umum IMFD Jeny Tjahyawati dalam konferensi pers bersama dua perwakilan desainer lainnya, Lia Soraya dan Nina Septiana di Aljazeera Polonia, Jakarta Timur, Kamis (10/1/2018).
Borneo
Baik Jeny Tjahyawati dan Lia Soraya sama-sama membawa koleksi busana yang mengangkat eksotisme wastra dari Borneo atau Kalimantan.
Jeny membawa busana berwarna monokrom hitam dan perak dengan motif seni lukis suku Dayak.
Memadukan pola dasar yang dikreasikan dengan beberapa kreasi sehingga menjadi satu rangkaian makna yang berarti.
Motif pada busana terinspirasi dari bentuk tanaman atau bunga dan yang ada di alam sekitar daerah tersebut. Biasanya, motif tersebut digunakan dalam berbagai lukisan, ukiran, pahatan pada rumah adat, alat musik tradisional, senjata, topeng, serta sulam atau rajutan pada busana adat.
"Saya mengambil detil wastra nusantara namun tidak terkesan kuno dan tetap mengikuti tren saat ini," kata Jeny.
Permainan bidang menjadi andalan untuk koleksi Jeny kali ini, dengan cara melipat, menumpuk dan mengembang kemudian dibentuk dengan mengadaptasi seni teknik melipat origami.
Motif diaplikasikan pada kain menggunakan teknik prada. Jeny mengaku sedang gemar bereksperomen dengan pleats (lipatan), termasuk untuk koleksi yang dibawanya ke HKFW 2019.
"Karena bagannya mikado, di-pleats menjadi sangat bagus dan teksturnya keluar," kata Jeny.
Sementara Desainer Lia Soraya mengangkat tema "Eksotika Borneo". Untuk koleksi kali ini, Lia mengangkat motif kultur dari Borneo, Kalimantan Barat yang dipadukan dengan motif Anyaman Tikar dari Solok, Padang, Sumatera Barat.
Terkini Lainnya
- Cara Mengurangi Limbah Tekstil, Salah Satunya Pakai Baju Selama Mungkin
- Tas Multifungsi Jadi Andalan Putri Marino untuk Tampil Sehari-hari
- Selain Berbahaya bagi Lingkungan, Limbah Tekstil Juga Mengancam Kesehatan
- Bagaimana Cara Mendapatkan Jodoh yang Baik? Mak Comblang Profesional Ungkap Tipsnya
- 4 Alasan Orangtua Ingin Anaknya Nikah Muda, Termasuk Kurang Edukasi
- Ibu yang Nikah Muda Berpeluang Lakukan Kekerasan pada Anak
- Bukan Makanan, Debu Rumah Paling Sering Memicu Kambuhnya Eksim
- Nikah Muda Lebih Berisiko Cerai, Kenapa?
- JMFW 2025, Indonesia Bidik Dominasi Industri Busana Muslim Global
- Penyebab Mukena Berbau Tak Sedap dan Solusinya
- Sunscreen untuk Anak, Lebih baik Physical atau Chemical?
- 5 Pilihan Merek Kebaya Encim Modern, Mulai Rp 250.000
- Cara Tepat Mencuci Mukena Renda agar Tidak Rusak
- 6 Tanda "Yellow Flag" yang Harus Diwaspadai dalam Pernikahan
- 5 Hal yang Bisa Dilakukan di Jakarta Muslim Fashion Week 2025