Bentuk Otot dan Kikis Lemak dengan Rajin Lompat Tali
- Main lompat tali dianggap permainan kuno, biasanya hanya dimainkan saat kita masih anak-anak dan orang dewasa tak pernah lagi menyentuhnya. Padahal, permainan bisa jadi sarana mengikis lemak yang murah.
Lompat tali bisa memberi manfaat untuk tulang, keseimbangan, dan otot, yang merupakan kombinasi dari beberapa jenis olahraga.
"Olahraga ini bisa membuat jantung lebih kuat memompa darah. Namun yang paling mengagumkan adalah intensitasnya bisa ditingkatkan semau kita," kata Tim Chuch, profesor dari Louisiana State University Pennington Biomedical Research Center.
Lompat tali dengan gerakan yang ringan bisa jadi pemanasan, sementara gerakan yang makin cepat dapat menjadi latihan kardio yang efektif.
Sinkronisasi seluruh tubuh sangat penting saat kita melakukan lompat tali. "Para petinju melakukannya karena waktu yang akurat dibutuhkan antara kaki dan tangan dan dapat membantu menghubungkan bagian atas dan bawah tubuh dengan otak," kata Church.
Seiring dengan usia yang terus bertambah, keselarasan antara otak dan kelompok otot besar akan berkurang. Ini mirip dengan sekelompok pemusik yang belum terbiasa bermain bersama sehingga hasilnya sumbang.
Baca: Bagaimana Membentuk Perut Six Pack?
Nah, rutin berlatih lompat tali akan menjadi semacam "persiapan untuk konser" karena bisa menyelaraskan otak dan otot besar. Hal ini bisa mencegah risiko terpeleset dan gangguan keseimbangan lainnya.
Menurut Church, anak-anak yang punya gangguan koordinasi tubuh juga disarankan melakukan lompat tali. Latihan ini bisa memperbaiki keseimbangan dan koordinasi motorik.
"Sepertinya yang lebih aktif memang pergelangan dan tangan, tetapi sebenarnya dibutuhkan otot bagian lengan atas, pundak, dan punggung untuk mengontrol dan menstabilkan tali," kata Michele Olson, profesor kedokteran olahraga.
Menurut dia, jika dibandingkan dengan lari atau olahraga kardio lainnya, lompat tali adalah latihan total untuk seluruh tubuh.
Manfaat lain adalah untuk tulang. Semua olahraga yang memberi tekanan pada tulang akan meningkatkan kepadatannya. Itu sebabnya penelitian menemukan, wanita muda yang rutin melakukan lompat tali memiliki peningkatan kepadatan tulang pada kaki dan bagian punggung bawah.
Meski lompat tali terlihat sepele, tetapi ini bisa jadi olahraga yang berat karena itu perlu berhati-hati.
"Tergantung pada intensitasnya, lompat tali bisa jadi olahraga berat. Jika bobot Anda kelebihan 22 kilogram dari berat normal, maka lompat tali tidak dianjurkan," kata Church.
Apabila Anda tidak termasuk kegemukan, maka mulailah lakukan lompat tali secara bertahap. Misalnya dari olahraga rutin Anda tambahkan 5 menit melakukan lompat tali.
Terkini Lainnya
- Berhasil Turun Berat Badan 16 Kg dalam Setahun, Ini 7 Tips Diet ala Hasan
- Berhasil Menurunkan Berat 16 Kg dalam Setahun, Ini Tantangan yang Dihadapi Hasan
- Tips Menjaga Kesehatan Kulit ala Marsha Timothy, Skincare Saja Tak Cukup
- Cerita Diet Hasan, Berhasil Turun Berat Badan 16 Kg dengan Metode Diet SMART
- Tak Hanya pada Kulit, Tanda Penuaan Juga Dialami Bagian Tubuh Lainnya
- Jangan Sekadar Ikut Tren, Pilih Perawatan Kulit Sesuai Kebutuhan agar Tepat Sasaran
- Tips Cari Perabotan Bebas Zat BPA, Penting untuk Kesehatan Keluarga
- 15 Tanda Pacar Selingkuh Saat LDR, Sering Tak Disadari
- Awas Perabotan Mengandung Zat BPA, Ini Bahayanya bagi Perkembangan Anak
- 8 Sifat Virgo dalam Percintaan, Kritis tapi Penyayang
- 9 Cara agar LDR Tetap Langgeng, Cowok Wajib Tahu
- Ibu Hamil Jangan Sering Pakai Perabotan Plastik, Ini Alasannya
- Marsha Timothy: Tak Ada Kata Terlambat untuk Merawat Kulit
- 3 Tips Intermittent Fasting ala Adrian Maulana, Mulai Secara Bertahap
- "Separate Issue" dalam Film "Finding Nemo"